Viral Video Warga Desa Usir Pendatang Menggunakan Meriam Bambu

Warga Desa Usir Pendatang Menggunakan Meriam Bambu

Bolalexus - Sebuah Video Viral memperlihatkan sekelompok pemuda mengusir warga yang ingin melewati pintu masuk desa, namun dicegah oleh pemuda menggunakan meriam bambu kini viral di media sosial.

Pemuda itu mengusir warga yang datang karena desa tersebut ditutup sementara untuk menghindari penyebaran virus corona atau disebut Covid -19.

Para pendatang yang ingin memasuki wilaya pada desa tersebut yang ingin mengujungi kerabat atau koleganya namun diusir menggunakan Meriam bambu yang sudah dipasang pada pintu masuk desa tersebut, Video viral tersebut terjadi di Desa Ringin Agung, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Ketua RT 4 Desa Ringin Agung Suparno mengatakan, video tersebut hanya bagian dari sosialisasi bahwa desa tersebut ditutup selama Lebaran. "Tidak sampai begitu, itu hanya sosialisasi bahwa jalan desa selaam Lebaran ditutup sementara," kata Suparno saat ditemui di rumahnya, Selasa (26/5/2020).

Baca juga : Perkelahian Anak di Semarang Diduga Direkam Orangtuanya Sendiri

Suparno menceritakan, bermain meriam bambu telah menjadi tradisi warga Desa Ringin Agung. Masyarakat menyalakan meriam bambu saat memasuki bulan Ramadhan sampai tujuh hari setelah Lebaran. 

Setiap sore, puluhan pemuda akan menyalakan meriam bambu menjelang berbuka puasa. "Sudah tradisi setiap bulan puasa, menjelang buka remaja di sini menyalakan meriam bambu," kata Suparno. 

Perang meriam bambu biasanya diadakan di lingkungan Dukuh Ndasun. Sebab, wilayah itu berada di pinggir sawah desa sehingga kegiatan perang meriam bambu tak mengganggu aktivitas warga lain. Menurut dia, tradisi perang meriam bambu telah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. “Dulu kan belum ada petasan. Jadi membunyikan meriam bambu selain sebagai hiburan juga sebagai tanda berbuka puasa,” imbuhnya.



Pohon bambu yang tumbuh subur di Desa Ringin Agung, kata Suparto, menjadi penyebab perang meriam bambu menjadi tradisi di desanya. Warga juga memanfaatkan bambu sebagai bahan baku membuat sejumlah kerajinan, seperti caping, kukusan, dan lainnya.“Hampir seluruh penduduk di sini berprofesi sebagai perajin anyaman bambu,” ucapnya.

Menjelang puasa, biasanya para remaja di Dukuh Ndasun menyiapkan bambu terbesar dan terbaik untuk dibuat meriam. Para remaja Dukuh Ndasun yang tergabung dalam karang taruna bahkan membuat festival perang meriam bambu pada 2019. Sebanyak 50 meriam bambu ikut dalam festival itu.

”Setiap tahun itu ada kegiatan itu, tapi tahun ini karena ada Covid-19 kegiatan tersebut kita tiadakan,” kata Suparno. Meski begitu, sejumlah remaja di lingkungan Dukuh Ndasun tetap membuat meriam bambu. Mereka menyalakan meriam setiap menjelang buka puasa dan Idul Fitri.

“Besok sudah enggak ada (meriam bambu), kita sudah buka portal jalan desa,” kata Suparno. Warga Desa Ringin Agung tetap melestarikan tradisi perang meriam bambu setiap bulan Ramadhan dan Lebaran. Warga, kata Suparno, berencana membuat festival meriam bambu yang lebih meriah pada tahun depan.

Posting Komentar

0 Komentar