Dari Ragunan ke Cibubur, SKO Tempa Atlet Masa Depan Indonesia


Sport - Zainudin Amali berencana untuk merevitalisasi PP PON Cibubur, Jakarta Timur. Langkah itu merupakan upaya untuk menyiapkan atlet-atlet masa depan RI.
DKI Jakarta sebagai pemilik tanah membuat keputusan merenovasi kawasan Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan. Alhasil, siswa-siswi binaan Kemenpora terpaksa dipindahkan ke pusat pengembangan Cibubur agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan pada Februari 2018.

DKI menjanjikan para pelajar bisa kembali setahun kemudian. Tapi dalam prosesnya, kawasan SKO Ragunan sudah beres direnovasi, siswa-siswi tak bisa kembali. DKI sudah punya program sendiri untuk membuat Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) binaan DKI.

Kemenpora yang tak punya pilihan terpaksa mengembalikan pelajar ke Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga (PP PON) Cibubur. Sayangnya, fasilitas di Cibubur pun tak kalah apa adanya.

Menpora merespons itu dengan menyusun grand desain olahraga nasional dalam upaya merevitalisasi PP PON Cibubur. Hal ini juga seturut dengan arahan Presiden RI Joko Widodo untuk menyiapkan pemusatan latihan untuk cabang-cabang prioritas Olimpiade.

"Jadi rencananya, Cibubur akan kami bangun untuk SKO. Kami akan konsentrasikan untuk cabor-cabor Olimpiade dulu di sana," kata Amali kepada detikSport, Jumat (1/5/2020), dalam sambungan telepon.

"Kami sudah inventarisir berapa luasnya (total luasan secara umum 8,2 ha). Nanti kita bisa bikin berapa, nah disitu akan kumpul fasilitas olahraga dan fasilitas pemuda. Karena setiap tahun ada paskibraka, pelatihan pemuda, kan tak mungkin kita keluarkan itu. Tetapi kami redesain lagi seefektif mungkin supaya Cibubur itu bisa digunakan untuk olahraga dan pemuda sekaligus. Jadi dipusatkan di sana untuk SMP, SMA," dia menjelaskan.

"Rencananya, jika diizinkan kami juga mau menggunakan Hambalang tapi re-design. Jadi yang lulusan dari sana, kalau mau masuk elit, yang setelah SMA, kami dorong ke sana agar tetap menyambung," beber politikus Golkar itu.

"Kan sayang, Hambalang itu kan jadi aset kita dan sudah ada izin dari pihak-pihak terkait cuma memang harus di-redesign. Kalau yang tadinya berapa lantai, mungkin bolehnya berapa lantai. Kan disesuaikan dengan situasi dan kontur tanah di sana, ya berbagai macam studi lah. Itu semua kami tuangkan dalam grand desain tersebut," lanjut Amali.

Posting Komentar

0 Komentar